IMPLEMENTASI IQRA AL-MAHERA DI SEKOLAH DASAR YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH (YPSA) MEDAN





 

Jurnal Agama Islam (JAI)

Volume 1, Nomor 1, Tahun 2025
ISSN: 2425-4200


IMPLEMENTASI IQRA AL-MAHERA DI SEKOLAH DASAR YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH (YPSA) MEDAN

Zainul Akmal
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)

 

Abstrak

Metode Iqra al-Mahera merupakan inovasi terbaru dalam pembelajaran Al-Qur’an yang digagas oleh Abdurrohim Harahap. Metode ini hadir dengan konsep 4 in 1, yakni deskriptif, membaca, menulis, dan tajwid. Berbeda dengan metode Iqra klasik, Iqra al-Mahera berusaha menghadirkan pembelajaran yang lebih komprehensif dengan mengintegrasikan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif sekaligus. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi metode Iqra al-Mahera di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) Medan, menilai efektivitasnya dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, serta menggali persepsi guru pembimbing terhadap metode tersebut.

Penelitian menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah 30 siswa kelas III. Data dikumpulkan melalui tes kemampuan membaca, observasi aktivitas siswa, angket motivasi belajar, serta wawancara dengan guru pembimbing. Analisis dilakukan secara kuantitatif (tes) dan kualitatif (observasi & wawancara).

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Nilai rata-rata meningkat dari 60 pada pre-test menjadi 72 pada siklus I, dan mencapai 85 pada siklus II. Tingkat ketuntasan belajar siswa meningkat dari 25% pada pre-test menjadi 90% pada siklus II. Observasi menunjukkan siswa lebih antusias, aktif, dan menikmati pembelajaran. Guru menyatakan metode ini adalah terobosan luar biasa yang memudahkan proses mengajar sekaligus membuat anak lebih cepat menguasai bacaan Al-Qur’an.

Kata kunci: Iqra al-Mahera, literasi Qur’ani, pembelajaran Al-Qur’an, fun learning, 4 in 1.

 

 

 

 

Abstract

Iqra al-Mahera is a newly developed Qur’anic learning method initiated by Abdurrohim Harahap. This method introduces the 4 in 1 concept: descriptive, reading, writing, and tajwid. Unlike the classical Iqra method, Iqra al-Mahera provides a more comprehensive approach by integrating cognitive, psychomotor, and affective domains simultaneously. This study aims to describe the implementation of Iqra al-Mahera at SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) Medan, to evaluate its effectiveness in improving students’ Qur’anic reading skills, and to explore teachers’ perceptions of this method.

The research applied Classroom Action Research (CAR) with two cycles. The subjects were 30 third-grade students. Data were collected through reading tests, classroom observations, motivation questionnaires, and teacher interviews. The data were analyzed quantitatively (tests) and qualitatively (observations & interviews).

The findings indicate significant improvement in students’ Qur’anic reading skills. The average score increased from 60 in the pre-test to 72 in the first cycle, and reached 85 in the second cycle. The mastery level improved from 25% in the pre-test to 90% in the second cycle. Observations revealed that students were more enthusiastic, active, and enjoyed learning. Teachers emphasized that this method is an outstanding breakthrough, simplifying the teaching process while enabling students to master Qur’anic reading faster.

Keywords: Iqra al-Mahera, Qur’anic literacy, Qur’an learning, fun learning, 4 in 1.

 

A.    PENDAHULUAN

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup yang bersifat universal, abadi, dan relevan sepanjang masa. Salah satu kewajiban utama seorang Muslim adalah mampu membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai kaidah tajwid. Oleh karena itu, pendidikan membaca Al-Qur’an sejak dini menjadi aspek fundamental dalam sistem pendidikan Islam. Di Indonesia, persoalan literasi Qur’ani pada anak-anak masih menjadi isu serius. Hasil survei Pusat Litbang Kementerian Agama RI (2019) menunjukkan bahwa lebih dari 50% siswa sekolah dasar belum lancar membaca Al-Qur’an, baik dari aspek kelancaran, tajwid, maupun makhraj huruf. Hal ini diperkuat oleh laporan BSNP (2020) yang menegaskan bahwa sebagian besar sekolah dasar Islam masih menghadapi keterbatasan dalam hal tenaga pengajar terlatih dan metode pembelajaran Al-Qur’an yang efektif.

Fenomena serupa juga ditemukan di berbagai negara Muslim lainnya. Penelitian Zulkifli (2021) di Malaysia menemukan bahwa meskipun program tahfidz diperkenalkan sejak dini, banyak siswa masih kesulitan membaca Al-Qur’an dengan tartil. Di Pakistan, Khan (2020) melaporkan bahwa penggunaan metode konvensional berbasis hafalan tanpa inovasi pedagogis menyebabkan rendahnya motivasi siswa. Fakta ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk mengembangkan metode pembelajaran Al-Qur’an yang lebih inovatif, efektif, dan menyenangkan.

Indonesia sebenarnya telah memiliki berbagai metode baca Al-Qur’an yang cukup populer, antara lain metode Baghdadiyah, Qiraati, Tilawati, dan Iqra klasik. Dari sekian banyak metode tersebut, metode Iqra yang diperkenalkan oleh KH. As’ad Humam pada akhir 1980-an menjadi yang paling dominan. Metode ini praktis, sederhana, dan cepat dipahami. Akan tetapi, perkembangan zaman menuntut adanya metode baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini yang dinamis, kreatif, dan akrab dengan pendekatan fun learning. Sebagai jawaban atas kebutuhan itu, Abdurrohim Harahap menggagas metode Iqra al-Mahera. Metode ini menghadirkan konsep 4 in 1 yang mencakup: (1) deskriptif, yaitu pengenalan huruf, tanda baca, dan hukum bacaan dengan cara yang sederhana; (2) membaca, yaitu latihan membaca bertahap dari huruf, kata, hingga ayat; (3) menulis, yaitu aktivitas menyalin huruf atau ayat untuk memperkuat memori visual-motorik; serta (4) tajwid, yaitu pembiasaan membaca sesuai kaidah tajwid sejak tahap awal.

Lebih jauh, Iqra al-Mahera didukung dengan pendekatan fun learning. Anak-anak tidak dipaksa belajar dengan cara monoton, tetapi diajak menikmati proses pembelajaran melalui permainan edukatif, aktivitas kelompok, dan latihan menulis kreatif. Konsep ini sesuai dengan teori psikologi belajar anak yang menekankan pentingnya suasana belajar yang menyenangkan agar motivasi intrinsik tumbuh secara alami.

Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) Medan dipilih sebagai lokasi penelitian karena dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam terpadu yang menekankan integrasi ilmu pengetahuan, agama, dan akhlak. YPSA memiliki visi melahirkan generasi Qur’ani yang unggul secara akademik sekaligus berakhlak mulia. Namun, guru-guru di sekolah ini juga mengakui adanya tantangan dalam meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an siswa, terutama dalam aspek tajwid dan menulis ayat. Oleh sebab itu, implementasi Iqra al-Mahera diharapkan dapat menjadi solusi.

 

B.    RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana implementasi metode Iqra al-Mahera di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) Medan?
  2. Bagaimana efektivitas metode Iqra al-Mahera dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas III di SD YPSA Medan?
  3. Bagaimana respon guru pembimbing terhadap penggunaan metode Iqra al-Mahera dalam proses pembelajaran Al-Qur’an?

 

C.    TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

  1. Mendeskripsikan proses implementasi metode Iqra al-Mahera pada siswa sekolah dasar di SD YPSA Medan.
  2. Menganalisis efektivitas metode Iqra al-Mahera terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
  3. Menggali tanggapan guru pembimbing mengenai kemudahan, kelebihan, dan tantangan penerapan metode ini dalam kegiatan belajar mengajar.

 

D.    MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam beberapa aspek sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a.      Memberikan kontribusi bagi pengembangan teori pembelajaran Al-Qur’an, khususnya terkait inovasi metode baca tulis Al-Qur’an.

  1. Menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan pendekatan integratif antara membaca, menulis, dan tajwid.

2. Manfaat Praktis

a.      Menjadi panduan bagi guru Al-Qur’an dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih efektif, menyenangkan, dan sesuai perkembangan anak.

  1. Menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah Islam lain untuk mengadopsi atau mengadaptasi metode Iqra al-Mahera dalam kurikulum mereka.

3. Manfaat Institusional

a.      Memberikan kontribusi nyata bagi YPSA Medan sebagai sekolah berbasis Islam terpadu untuk meningkatkan kualitas literasi Qur’ani siswa.

  1. Menjadi rujukan bagi perguruan tinggi Islam dalam merancang kurikulum integrasi ilmu dan Al-Qur’an.

 

4. Manfaat Sosial-Religius

a.      Menumbuhkan generasi Qur’ani yang mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sejak usia dini.

  1. Membentuk kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an dengan cara belajar yang menyenangkan sehingga kelak mereka terbiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

 

E. HASIL PENELITIAN

1. Kondisi Awal (Pre-Test)

Sebelum tindakan dilakukan, siswa kelas III SD YPSA Medan diberikan tes membaca Al-Qur’an sederhana. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 25% siswa yang mampu membaca dengan lancar, sedangkan sisanya terbata-bata, salah makhraj, atau belum memahami tanda baca panjang-pendek. Nilai rata-rata keseluruhan adalah 60.

Masalah utama yang ditemukan antara lain:

a.     Siswa mengenali huruf hijaiyah, tetapi belum konsisten dalam pengucapan.

b.     Siswa sering salah dalam menerapkan hukum bacaan dasar (mad, idgham, ikhfa).

c.     Motivasi siswa rendah, terlihat dari sikap pasif saat pembelajaran.

 

2. Hasil Siklus I

Pada siklus I, guru mulai menerapkan metode Iqra al-Mahera dengan memperkenalkan konsep 4 in 1.

a.      Kegiatan: pengenalan huruf dengan cara deskriptif, latihan membaca suku kata, dan menulis huruf di buku latihan.

  1. Hasil: nilai rata-rata meningkat menjadi 72, ketuntasan belajar mencapai 65%.
  2. Observasi: siswa mulai tertarik karena disertai permainan tebak huruf dan kuis sederhana.
  3. Refleksi: beberapa siswa masih kesulitan membedakan panjang-pendek bacaan (mad) dan hukum nun mati.

 

3. Hasil Siklus II

Pada siklus II, guru menguatkan aspek tajwid dan memperbanyak latihan menulis serta membaca ayat pendek.

a.      Kegiatan: membaca ayat pendek secara bergantian, menyalin ayat, kuis tajwid, dan diskusi kelompok kecil.

  1. Hasil: nilai rata-rata meningkat menjadi 85, ketuntasan belajar mencapai 90%.
  2. Observasi: siswa lebih antusias, aktif menjawab pertanyaan, dan merasa belajar seperti permainan.
  3. Refleksi: metode Iqra al-Mahera terbukti meningkatkan motivasi dan kemampuan baca siswa.

Tabel 1. Perbandingan Nilai Tes

Tahap

Rata-rata

Ketuntasan

Pre-Test

60

25%

Siklus I

72

65%

Siklus II

85

90%

 

4. Hasil Wawancara Guru

Guru pembimbing menyatakan:

“Iqra al-Mahera adalah terobosan luar biasa. Kami merasa lebih mudah membimbing anak-anak karena metode ini sistematis, sederhana, dan menyenangkan. Anak-anak suka belajar karena ada unsur bermain dan menulis. Mereka juga lebih cepat mampu membaca Al-Qur’an dibanding metode sebelumnya.”

 

F.   PEMBAHASAN

       1. Efektivitas Metode Iqra al-Mahera

Peningkatan nilai dari 60 → 85 menunjukkan efektivitas metode ini. Integrasi deskriptif, membaca, menulis, dan tajwid terbukti membantu siswa belajar lebih menyeluruh. Tidak hanya bisa membaca, mereka juga paham dasar tajwid dan terbiasa menulis huruf/ayat.

      2. Konsep Fun Learning

Iqra al-Mahera menerapkan fun learning melalui permainan kuis, diskusi, dan latihan kreatif. Konsep ini sesuai dengan teori psikologi pendidikan yang menekankan bahwa anak belajar lebih efektif ketika suasana menyenangkan. Hal ini juga mendukung penelitian Yusuf (2020) yang menyebutkan bahwa fun learning meningkatkan motivasi intrinsik siswa.

 

     3. Kelebihan Dibanding Metode Lain

a.      Dibanding Iqra klasik: Iqra al-Mahera menambahkan aspek deskriptif dan menulis dan tajwid sejak awal.

  1. Dibanding Tilawati: Iqra al-Mahera lebih sederhana dan fokus pada kemampuan dasar baca-tulis.
  2. Dibanding Qiraati: Iqra al-Mahera lebih menyenangkan karena berbasis fun learning.

 

4. Dampak Terhadap Guru

Guru merasa terbantu karena:

a.      Struktur buku Iqra al-Mahera sistematis.

  1. Ada panduan jelas untuk memperkenalkan tajwid.
  2. Proses belajar tidak monoton sehingga guru lebih mudah mengendalikan kelas.

 

5. Dampak Terhadap Siswa

a.      Lebih cepat menguasai bacaan.

  1. Menyukai aktivitas menulis ayat.
  2. Lebih percaya diri saat membaca di depan kelas.
  3. Menganggap belajar Al-Qur’an sebagai kegiatan yang menyenangkan, bukan kewajiban yang membosankan.

 

G. KESIMPULAN DAN SARAN

     1. Kesimpulan

   Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai implementasi metode Iqra al-Mahera di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) Medan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a)     Metode inovatif

Iqra al-Mahera merupakan metode membaca Al-Qur’an terbaru dengan konsep 4 in 1 (deskriptif, membaca, menulis, dan tajwid). Konsep ini terbukti memberi pendekatan komprehensif dalam pembelajaran Al-Qur’an pada siswa sekolah dasar.

 

b)    Peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa

Hasil tes menunjukkan adanya peningkatan signifikan. Nilai rata-rata meningkat dari 60 (pre-test) menjadi 72 (siklus I), dan mencapai 85 (siklus II). Tingkat ketuntasan belajar juga naik dari 25% menjadi 90%.

 

c)     Suasana belajar yang menyenangkan
Penerapan fun learning membuat siswa merasa gembira, aktif, dan antusias. Mereka tidak hanya belajar membaca, tetapi juga berlatih menulis huruf/ayat dan memahami tajwid secara sederhana.

d)    Respon guru yang positif
Guru pembimbing menilai metode ini sebagai terobosan luar biasa karena lebih memudahkan proses mengajar, meningkatkan partisipasi siswa, dan mempercepat pencapaian target kemampuan membaca Al-Qur’an.

 

2. Saran

a)     Guru sebaiknya memanfaatkan Iqra al-Mahera secara maksimal karena strukturnya jelas, sistematis, dan mudah diterapkan.

b)    Perlu dilakukan inovasi pembelajaran tambahan seperti permainan edukatif, kuis tajwid, atau lomba menulis huruf agar siswa semakin termotivasi.

c)     Sekolah lain di Sumatera Utara maupun daerah lain dapat mengadopsi metode ini sebagai alternatif dari metode Iqra klasik.

d)    Orang tua dapat mendukung pembelajaran dengan membimbing anak di rumah menggunakan metode yang sama sehingga tercipta kesinambungan antara sekolah dan rumah.

e)     Perlu dilakukan penelitian kuantitatif dengan skala lebih besar (multi sekolah) untuk memperkuat validitas hasil.

f)     Kajian lanjutan juga dapat mengintegrasikan Iqra al-Mahera dengan teknologi digital agar lebih relevan dengan era modern.

 

H.   DAFTAR PUSTAKA

  1. Abdurrohim Harahap. (2023). Iqra al-Mahera: Konsep 4 in 1 dalam Pembelajaran Al-Qur’an. Medan: MQC Publishing.
  2. Abdurrohim Harahap. (2024). Modul Pelatihan Guru Iqra al-Mahera. Medan: MQC Publishing.
  3. Humam, As’ad. (1990). Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an: Metode Iqra. Yogyakarta: Team Tadarus AMM.
  4. Fatkiyah. (2019). “Implementasi Metode Iqra dalam Peningkatan Kemampuan Membaca.” Jurnal eL-Tarbawi, XII(1), 93–110.
  5. Yusuf, Ahmad. (2020). “Fun Learning dalam Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 121–134.
  6. Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Tafsir Sayyid Qutub Dalam Kitab Fi Dzilalil Qur'an#Abdurrohim Harahap S.Th.I., M.Us.

Hakikat akal dan fungsinya dalam kehidupan

Hakikat Manusia Menurut Islam #Abdurrohim Harahap S.Th.I., M.Us.